Proses pembangunan patung Dewi Danu membutuhkan waktu 1 tahun 2 bulan 3 hari dengan melibatkan sejumlah pematung yang diketuai I Gede Wibawa bersama krama Desa Songan serta dukungan Senator DPD RI, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedastraputra Suyasa III (AWK). Saat peresmian patung Dewi Danu, AWK menjelaskan pembuatan patung merupakan cita-cita warga Songan. Pada tahun 2016, rencana tersebut mulai digarap tepat pada 17 Agustus dengan peletakan batu pertama. Patung Dewi Danu atau Dewi Kemakmuran yang berdiri di atas batu padas bentukkan alam sebagai ikon Danau Batur diyakini akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat.
Awal pembangunan patung Dewi Danu, pematung Gede Wibawa mendapat pawisik dan mimpi agar dibuatkan kendaraan berupa naga dan ikan mujair yang menjadi ciri khas Danau Batur. Setelah pembangunan berjalan, kembali ada pawisik agar dibangun 5 patung sebagai dayang. "Mendapat pawisik seperti itu, Gede Wibawa langsung menambah pembangunan patung. Syukur pengerjaan selama ini berjalan lancar," ungkap AWK. Adapun patung yang menghiasi yakni patung ksatria raja, patung dayang-dayang, dan patung dayang-dayang membawa kendi. Pada masa itu AWK tidak ingin membuat jalan penghubung menuju ke patung Dewi Danu tetapi masyarakat tidak berkenan membangun jalan penghubung.
Dewi Danu adalah seorang Dewi Kemakmuran, kesuburan, kesejahteraan yang dipercaya dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Dewi Danu yang juga bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar atau I Ratu Mas Membah adalah Dewi penguasa Danau Batur bersama dengan putra sulungnya yaitu, Ratu Gede Dalam Dasar. Ia adalah permaisuri Ratu Sakti Pancering Jagat yang dipuja bersama suaminya di pura Pancering Jagat, Trunyan. Dewi Danu merupakan salah satu Batara Kawitan (Dewa yang asalnya merupakan leluhur yang telah lama wafat) yang memiliki silsilah kedewaan. Perayaan odalannya jatuh pada Purnama Sadha ( Purnama ke-12). Secara mitologi Dewi Danu memiliki kendaraan berupa naga bersisik dan berjengger emas.