Secara sosiologis penduduk Desa Pinggan adalah masyarakat petani pegunungan.
Dalam hubungan keseharian masyarakat Desa Pinggan memiliki hubungan kekerabatan yang lekat satu sama lain. Secara kelembagaan Desa Pinggan memiliki satu desa pekraman yaitu Desa Pekraman Pinggan, kelompok sosial lainnya di desa yaitu Banjar Adat Pinggan. Struktur penduduk menurut agama menunjukan penduduk beragama Hindu. Kebudayaan Desa Pinggan, tidak terlepas dan diwarnai oleh Agama Hindu dengan konsep "Tri Hita Karana".
Pemukiman di Desa Pinggan berpusat di tengah wilayah desa, namun seiring dengan perkembangan penduduk dan mata pencaharian, warga mulai membuat "pondokan" diluar pusat desa sehingga banyak rumah yang terpencar di seluruh Desa Pinggan. Tempat peribadatan pada Desa Pinggan antara lain Pura Kahyangan Jagad yaitu Pura Bale Agung, Pura Puseh, dan Pura Dalem. Pura Bale Agung dan Pura Puseh menjadi satu tempat dan terletak di tengah-tengah pemukiman. Sedangan untuk Pura Dalem terletak di sebelah barat desa yaitu Pura Dalem Balingkang yang merupakan salah satu cagar budaya. Selain itu terdapat juga Pura Prajapati yang terletak di Setra Desa Pinggan. Pura Prajapati ini terletak cukup jauh dari desa yaitu di ujung timur desa.
Desa Pinggan merupakan desa dengan pola linier dan dengan penataan bangunan memusat, karena hampir seluruh permukiman, kantor desa, dan fasos-fasum lainnya terletak di tengah desa. Bentuk/tipologi rumah tinggal terbagi menjadi dua yaitu rumah yang masih menggunakan tipe tradisional serta rumah yang sudah dimodifikasi, di kembangkan mengikuti tuntutan serta perkembangan. Untuk tipologi rumah tradisional, pola yang digunakan berupa pola deret dengan 6-10 unit rumah saka roras (tipe rumah tradisional pada Desa pinggan) yang terdiri dari
minimal 1 kepala keluarga setiap rumah pada tiap satu unit pekarangan. Untuk tipologi bangunan yang sudah berubah (direnovasi, dll) umumnya mengikuti tipologi rumah masa kini baik dengan fungsi yang tetap maupun berubah (memiliki fungsi lain seperti perdagangan, dll) dengan tetap menerapkan
beberapa aturan seperti letak merajan, posisi kamar tidur, dan lain-lain. Sosial budaya masyarakat Desa Pinggan didasari oleh dasar dasar tatwa yang erat kaitannya dengan agama Hindu. Falsafah hidup Agama Hindu terdiri dari tattwa, susila dan upacara. Falsafah (tattwa) sebagai lapisan yang paling dalam dari agama Hindu. Tatwa atau tattwa jika diartikan (Mardiwarsito: Kamus Jawa Kuno, 1986) berarti kebenaran, kenyataaan, sesungguhnya, hakekat, hakekat hidup (sifat kodrati). Filsafat menurut Pithagoras, Cicero dan Leighton (The Liang Gie, 1977) adalah cinta kearifan, ibu dari semua seni atau seni kehidupan, suatu pandangan hidup atau ajaran tentang nilai nilai, makna dan tujuan tujuan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembahasan determinasi budaya pada bentuk arsitektur berarti kita akan banyak berbicara mengenai tattwa yang berkaitan dengan hakekat kehidupan di Desa Pinggan yang berpondasi pada ajaran Hindu.